Copyright © B A S I R
Design by Dzignine
Rabu, 28 Maret 2012

Agar Bibir Tidak Kering Saat Puasa

Bibir kering dan pecah-pecah membuat penampilan terlihat kurang segar?betul?.  Namun saat menjalankan puasa, tidak banyak yang bisa kita perbuat. Berikut tips untuk menjadikan bibir tetap lembab saat berpuasa:


1. Saat sahur dan berbuka puasa banyak minum air putih.
Air putih sangat berguna untuk mengembalikan cairan di dalam tubuh sehingga menjadikan bibir lebih lembab. Saat sahur dan berbuka, minumlah air yang banyak agar tubuh cukup asupan cairan.

2. Hindari makanan yang terlalu asin
Makanan asin membuat area mulut menjadi lebih kering, sehingga bibir bisa menjadi pecah-pecah. Selain itu, memakan makanan asin sebelum berpuasa membuat kita menjadi kehausan sepanjang hari, karena cairan tubuh diserap oleh garam.

3. Menghilangkan kulit mati pada bibir
Pengelupasan kulit mati pada bibir bisa menggunakan sikat gigi berbulu halus. Sebelumnya, bibir telah dioleskan potreleum jelly, kemudian gosok bibir perlahan dengan sikat gigi.(ingat SIKAT GIGI,buka SIKAT WC).
hehe

4. Madu
Oleskan madu di atas bibir sebelum tidur. Madu berfungsi untuk melembabkan dan melembutkan bibir.

5. Lipbalm
Pada siang hari, oleskan lipbalm. Jika bibir selalu terasa kering oleskan lipbalm sesering mungkin. Gunakan lipbalm dengan SPF 15 pada siang hari, untuk melindungi bibir dari sinar matahari yang dapat berdampak buruk dan membuat bibir semakin kering.

6. Hindari menjilat bibir
Membasahi bibir dengan air liur lidah mungkin terkesan menolong. Jangan lakukan hal itu lagi. Air liur yang menempel di bibir membuat bibir menjadi kering.


Sekian.
Semoga dapat membantu.


source : www.lolipop.com

DEFINISI ORGANISASI

Perilaku Keorganisasian *

Fajri albasir supriono

12210580

2EA19


Definisi dan Komponen Organisasi

Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
1.      Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2.      Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.      Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup.[1] Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.

Pengertian organisasi
Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama dan merealisasikan tujuanya.
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. (James L. Gibson, 1986).
Pada dasarnya orang tidak bisa hidup sendiri. Sebagian besar tujuannya dapat terpenuhi apabila ada interaksi sosial dengan orang lain. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri karena manusia memiliki kebutuhan terhadap manusia lainnya. Karena itulah biasanya manusia berkumpul dan membentuk kelompok, yang disebut dengan organisasi. Karang Taruna, perusahaan, kerajaan, negara, adalah bentuk-bentuk dari organisasi. Bahkan sebuah organisasi kejahatan pun pada dasarnya juga adalah sebuah organisasi, dimana mereka bergabung dan berkumpul karena memiliki tujuan dan kepentingan yang sama. Organisasi yang paling kecil yang kerap kita jumpai adalah keluarga. Keluarga pada hakikatnya adalah sebuah organisasi. Keluarga adalah satuan organisasi terkecil yang pertama  kali dikenal oleh setiap manusia.
Banyak motivasi yang mendorong seseorang masuk dalam sebuah organisasi. Diantara beberapa motivasi atau tujuan seseorang bergabung ke dalam suatu kelompok organisasi adalah :
1.      Kelompoks atau organisasi sering dipakai untuk memecahkan masalah-masalah.
2.      Mencegah kesepian dan kerenggangan
3.      Kelompok dapat memberikan bantuan pada saat kesusahan / menjumpai masalah
4.      Kelompok dapat memberikan tujuan dan nilai hidup yang lebih baik, perilaku, dan kesetaraan kelompok
5.      Kelompok sosial , kerja dan bermacam-macam kelompk lainnya memberikan prestige, status dan pengakuan.

Komponen Organisasi
Komponen penting organisasi meliputi :
  1. Tujuan
Merupakan motivasi, misi, sasaran, maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam rentang waktu tertentu, Tujuan berdasarkan rentang dan cakupanya dapat di bagi dala beberapa karakteristik antara lain :
  • Tujuan Jangka panjang
  • Tujuan Jangka menengah dan
  • Tujuan Jangka pendek

  1. Struktur
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Struktur Organisasi sangat penting untuk dapat dipahami oleh semua komponen dalam rangka menciptakan sistem kerja yang efektif dan efesien. Struktur organisasi merupakan deskripsi bagaimana organisasi membagi pekerjaan dan melaksanakan tugas atau pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Struktur organisasi juga mengatur siapa yang melaksanakan tugas dan pekerjaan itu. Selain membagi dan mengatur tugas dan pekerjaan yang diemban oleh organisasi, struktur organisasi juga menggambarkan hubungan organisasi secara internal maupun eksternal.

  1. Sistem
Setiap organisasi baik formal maupun informal, akan menganut suatu sistem yang mengatur bagaimana cara organisasi mencapai tujuannya. Untuk itulah setiap organisasi memiliki peraturan-peraturan yang merefleksikan kepentingan-kepentingan organisasi. Sistem pada organisasi itu dapat berupa anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus, prosesdur dan peraturan lainnya.  Pada organisasi yang paling kecil, yaitu keluarga, pada dasarnya juga memiliki peraturan-peraturan  sekalipun tidak sekompleks peraturan pada organisasi besar. Sistem yang dianut oleh organisasi inilah yang mengatur setiap gerak dan tindak tanduk organisasi. Pada organisasi monarki, sistem itu berupa kekuasaan mutlak yang berada di tangan raja. Raja mengatur segala aspek dan membuat peraturan-peraturan. Raja berperan sebagai pusat (sentral) segala aspek di dalam organisasi kerajaan. Organisasi demikian dapat disebut dengan organisasi yang diatur oleh orang (ruled by person). Pada organisasi yang maju, seperti halnya Muhammadiyah dan TAPAK SUCI, segala aspek di dalam organisasi diatur oleh sistem. sehingga disebut dengan organisasi yang ruled by system. Sekalipun sistem itu dibuat oleh orang perorang, namun setiap orang memiliki komitmen yang tinggi untuk mengikuti sistem tersebut. Apabila sistem tersebut dipandang perlu untuk diperbaiki, maka sistem tersebut bisa diperbaiki agar kembali sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan organisasi. Organisasi yang diatur oleh sistem (ruled by system), memiliki sistem yang berkesinambungan sekalipun ada orang yang keluar/masuk ke dalam organisasi.
Sistem organisasi terbagi dalam komponen penyusun yang saling berikatan yaitu :
  Input
  Proses
  Output
  Feedback

Macam-macam kelompok:
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:
      Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
      Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
       Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.
      Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

Partisipasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi dengan semua struktur yang terkait baik itu secara langsung maupun secara tidak langsung kepada organisasi yang mereka pilih. Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan. Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Unsur-unsur
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting partisipasi.
  1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
  2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai tujuan kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang, kesukarelaan untuk membantu kelompok.
  3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of belongingness”.

Jenis-jenis
Keith Davis juga mengemukakan jenis-jenis partisipasi, yaitu sebagai berikut:
  1. Pikiran (psychological participation)
  2. Tenaga (physical partisipation)
  3. Pikiran dan tenaga
  4. Keahlian
  5. Barang
  6. Uang

Syarat-syarat
Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan dengan efektif, membutuhkan persyaratan-persyaratan yang mutlak yaitu .
  • Waktu. Untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu. Waktu yang dimaksudkan disini adalah untuk memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
  • Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang, hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.
  • Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.[1]
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman yang sama dengan komunikator, dan kalupun belum ada, maka unsur-unsur itu ditumbuhkan oleh komunikator.
  • Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, misalnya menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran pikiran yang efektif atau berhasil.
  • Para pihak yang bersangkutan bebas di dlam melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
  • Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan dalam kelompok, artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak-pihak yang bersangkutan. Hal ini didasarkan kepada prisnsip bahwa partisipasi adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam organisasi menekankan pada pembagian wewenang atau tugas-tugas dalam melaksanakan kegiatannya dengan maksud meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara terstruktur dan lebih jelas.

Bentuk-bentuk organisasi
  1. Organisasi politik
  2. Organisasi sosial
  3. Organisasi mahasiswa
  4. Organisasi olahraga
  5. Organisasi sekolah
  6. Organisasi negara

                 http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi

PAJAK

Pendidikan Kewarnegaraan #
Dosen : Gatot Subiyakto
Fajri Albasir Supriono
12210580
2EA19

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang:
            Pajak merupakan sumber pemasukan utama APBN yang digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran bangunan. Pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan dan peningkatan pelayanan public. Alokasi pajak tidak hanya untuk rakyat pembayar pajak, tapi juga untuk kepentingan rakyat yang tidak wajib pembayar pajak. Dengan demikian, pajak berfungsi mengurangi kesenjangan antar penduduk sehingga pemerataan bisa tercapai, dan pada tahun 1983 sistem perpajakan diindonesia telah berubah dari official assessment system menjadi selfassesment system. Dimana dalam system official assessment system wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak terletak pada fiskusatau aparat pajak. Secara umum tiap tahun jumlah penerima pajak diindonesia terus meningkat. Sebelum sampai pada pembahasan tentang pajak penghasilan, sebagai cakrawala pengetahuan perpajakan perlu diketahui terlebih dahulu tentang pengertian, subjek dan objek pajak serta manfaat pajak

           
Perumusan Masalah:
            Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan pada setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh karena suatu hal di mana
tambahan kemampuan ekonomis tersebut dapat dipakai untuk konsumsi atau
menambah kekayaan





BAB II
PEMBAHASAN

Pajak Penghasilan:
            Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak untuk penghasilan dalam bagian tahun pajak, apabila kewajiban pajak sujektifnya dimulai atay berakhir dalam tahun pajak (Erly Suandy)
            Menurut Subekti dan Asrori pengertian pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau badan berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun pajak.
Berdasarkan pengertian diatas , dapat diketahui adanya cirri – cirri pajak penghasilan, yaitu :
1.      Penghasilan yang terkena pajak adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Tahun pajak adalah waktu takwim atau satu tahun buku
2.      Penghasilan kena pajak adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik didalam negeri ataupun diluar negeri serta penghasilan yang berasal dari Indonesia yabg diperoleh oleh orang luar negeri.

Subjek Pajak Penghasilan:
            Berdasarkan undang – undang nomer 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, subjek pajak terbagi dan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.      Subjek Pajak Dalam Negeri:
      Yang dimaksud dengan subjek pajak dalam negeri adalah (i) orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada diindonesia selama 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun berada di Indonesia dan mempunyai niatan atau bertempat tinggal di Indonesia
2.      Subjek Pajak Luar Negeri:
Yang dimaksud dengan subjek pajak luar negeri adalah orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Objek Pajak:
            Adalah penghasilan yaitu tetap setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak  (WP), baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dan dalam bentuk apapun termasuk :
1.      Penggantian atau imbalan yang berkenaan dengan pekerjaan jasa yang dapat diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, gaji, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan berbentuk lainnya kecuali ditentukan lain dalam undang – undang pajak penghasilan.
2.      Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan.
3.      Laba usaha
4.      Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk
5.      Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
6.      Royalty atau imbalan atas penggunaan hak
7.      Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
8.      Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
9.      Keuntungan karena selisih kus mata uang asing
10. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

Manfaat pajak:
            Sebagai mana halnya perekonomian pada suatu Negara, rumah tangga ataukeluarga juga mengenal sumber-sumber penerimaan pos – pos pengeluaran pajak merupakan sumber utama penerimaan Negara tanpa pajak, sebagian besar kegiatan Negara sulit untuk dapat dilaksanakan penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai sampai dengan pembiayaan berbagai macam proyek pembangunan pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan jembatan, sekolah,rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan social yang ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.

BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian-pengertian dan pemahaman mengenai pajak seperti diatas yang perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat lewat kampanye sadar pajak dalam berbagai bentuknya, seperti seminar, diskusi, penataran, lokakarya, simulasi, dan bentuk aktifitas lainnya Dengan upaya ini diharapkan tumbuhnya apresiasi positif masyarakat terhadap pajak yang pada akhirnya sampai pada suatu keinsyafan bahwa sadar pajak merupakan kunci pembangunan


DAFTAR PUSTAKA
Suandy Erly, 2006, Perpajakan, Jakarta, Salemba Empat
Subekti R. Tobias dan Asrori, 2003 Dasar-dasar Perpajakan. Jakarta, Universitas Terbuka
Muqodim, 2000. Perpajakan Buku Satu, Jogyakarta, UII Press dan Ekonesia